Jumat, 10 Mei 2013

MASA NIFAS


MASA NIFAS 

1. Definisi
Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil,yang berlangsung selama 6 minggu atau kurang lebih 40 hari (Prawirohadjo,2002).
Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali,mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil (mochtar,1998).
2. Klasifikasi nifas
Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode:
a.       puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
b.      b.puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c.       Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu-minggu,berbulan-bulan atau tahunan (mochtar R,1998)

3. Tujuan asuhan nifas
Asuhan nifas bertujuan untuk :
a.       Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik mau;un psikologinya
b.      Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c.       Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,keluarga beranca,menyusui, pemberian imunisai kepada bayinya dan perawatan bayi yang sehat.
d.      Memberikan pelayanan KB.
e.       Mempercepat involusi alat kandungan.
f.       Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium
g.      Melancarkan fungsi alat gastrointestinal atau perkemihan.
h.      Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme (mochtar R,1998).


4. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas involusi traktus genitalis
Pada masa nifas,alat genitalia internal dan eksternal akan berangsur-angsur pulih seperti keadaan seperti hamil.
1.      Corpus uterus
Setelah plasenta lahir,uterus berangsur-angsur menjadi kecil sampai akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tinggi fundus uterus dan berat uterus selama masa involusi
INVOLUSI
TINGGI FUNDUS UTERI
BERAT UTERUS
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gr
Uri lahir
2 jari dibawah pusat
750 gr
1 minggu
Pertengahan pusat sympisis
500 gr
2 minggu
Tak teraba diatas sympisis
350 gr
6 minggu
Bertambah kecil
50 gr
8 minggu
Sebesar normal
30 gr
(Sumber : Mochtar,1998)

2.       Endometrium
Perubahan-perubahan endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi dan nekrosis ditempat inplantasi plasenta.
Hari I   : Endometrium setebal 2-5  mm dengan permukaan yang kasar akibat pelepasan desiduadan selaput janin.
Hari II : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel-sel dibagian yang mengalami degenerasi.

3.      Involusi tempat plasenta
Uterus pada bekas inplantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan tersebut dengan diameter kurang lebih 7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai 24mm.
4.      Perubahan pada pembuluh darah uterus
Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus khususnya di tempat implantasi plasenta menjadi besar setelah postpartum otot-otot berkontraksi, pembuluh darah pada uterus akan terjepit, proses ini akan menghentikan darah setelah plasenta lahir.

5.      Perubahan serviks
Segera setelah postpartum serviks agak menganga seperti corong karna korpus uteri mengadakan kontraksi. Sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara serviks dan korpus uteri berbentuk seperti cincin. Warna serviks merah kehitaman karena pembuluh darah.
Segera setalah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2-3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari kedalam kavum uteri.
6.      Vagina dan pintu keluar panggul
Membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang ukuranya secara perlahan menecil. Pada minggu ke-3 postpartum, hymen muncul beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac mirtiformis.
7.      Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur ciut kembali. Ligmentum latum dan rotundum lebih kendor dari pada kondisi sebelum hamil. (Mochtar, 1998)

5. Adaptasi Psikologi  Masa Nifas
a. Masa Taking In
1)      Dimulai sejak dilahirkan sampai 2-3 hari
2)      Ibu bersifat pasif dn berorientasi pada diri sendiri.
3)      Tingkat ketergantungan tinggi.
4)      Kebutuhan nutrisi dan istirahat tinggi
b. Masa taking hold
1)      berlangsung sampai dua minggu
2)      klien mulai tertarik pada bayi
3)      ibu berupaya melakukan perawatan mandiri
c. Masa taking go
1)      berlangsung pada minggu ke-3 sampai minggu ke-4
2)      perhatian pada bayi  sebagai individu terpisah (Mochtar,1998)
6.aspek-aspek klinik masa nifas
a)      suhu badan dapat mengalami peningkatan setelah persalinan, tetapi tidak lebih dari 380 C. Bila terjadi peningkatan lebih dari 2 hari berturut-turut, kemungkinan terjadi infeksi.kontraksi uterus yang diikuti his pengiring menimbulkan rasa nyeri ikutan (after pain) terutama pada multi para,masa puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan endometrium serta sisa dari implantasi plasenta yang disebut lochea
b)      pengeluaran lochea terdiri dari:
1.      lochea rubra :hari ke-1 sampai 2
Terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban,sel-sel desidua,sisa verniks koseosa,lanugo, dan mekonium.
2.      Lochea sanguinolenta:hari ke-3 sampai 7
Terdiri dari darah bercampur lendir warna kecoklatan.
3.      Lochea serosa : hari ke-7 sampai 14
Berwarna kekuningan
4.      Lochea alba: hari ke-14 sampai selesai nifas
Merupakan cairan putih. Lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut dengan lochea purulen.

c)      perubahan payudara
Pada payudara terjadi perubahan atropik yang terjadi pada organ pelvik, payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas, kecuali jika laktasi supresi payudara akan lebih besar,kencang dan lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya laktasi.
            Hari ke-2 postpartum sejumlah kolostrum cairan yang disekresi oleh payudara selama 5 hari pertama setelah kelahiran bayi dapat diperas dari puting susu. Kolostrum banyak mengandung protein yang sebagian besar globulin dan lebih banyak mineral tapi gula dan lemak sedikit.
d)     raktus urinarius
Buang air sering sulit selama dua jam pertama, karena mengalami kompresi antara kepala dan tulang pubis selama persalinan.
Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12 sampai 36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar penurunan hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok, keadaan ini menyebabkan diuresis.

e)       Sistem kardiovaskuler
Normalnya setelah kelahiran hb,hematokrit,dan hitungan eritrosit berfluktuasi sedang akan tetapi umumnya, jika kadar ini turun jauh dibawah tingkat yang ada tepat sebelum atau selama persalinan awal wanita tersebut kehilangan darah yang cukup banyak. Pada minggu pertama setelah kelahiran, volume darah kembali mendekati seperti jumlah darah waktu tidak hamil yang biasa.setelah 2 minggu perubahan ini kembali normal. (Saifudin,2002)
7.Perawatan masa nifas
Dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut:
a.       Rawat gabung
Perawatan ibu dan bayi bersama dalam satu ruangan sehingga ibu lebih memperhatikan bayinya, memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI terjamin.
1.      Pemeriksaan umum: kesadaran penderita,keluhan yang terjadi setelah persalinan
2.      Pemeriksaan khusus: fisik,TTV,kontraksi uterus
3.      Payudara: puting susu, dan pengeluaran ASI.
Perawatan dimulai sejak hamil sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.bila bayi mulai meyusui isapan puting susu merupakan ransangan psikis secara reflek mengakibatkan oksitosin dikeluarkan hipofisis. Produksi akan lebih banyak dan involusi uteri akan lebih sempurna
4.      Lochea
5.      Luka jahitan: apakah baik atatu terbuka,apakah ada tanda-tanda infeksi
6.      Mobilisasi: karena lelah sehabis bersalin,ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kiri atau ke kanan, serta diperbolehkan untuk duduk, atau pada hari ke-4 dan ke-5 diperbolehkan pulang
7.      Diet: makan makanan yang seimbang
8.      Miksi: hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya paling tidak 4 jam setelah kelahiran bila sakit, kencing dikaterisasi.
9.      Defekasi: BAB dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.bila sulit BAB dan terjadi obstipasi apabila BAB keras dapat diberikan laksans per oral atau perektal. Jika belum biasa dilakukan klisma.
10.  Kebersihan diri : personal hygene, vulva hygene : vulva terlebih dahulu dari depan kemudian anus. Mengganti pembalut setidaknya 2x sehari.
11.  Menganjurkan ibu KB sedini mungkin setelah 40 hari (6 minggu)
12.  Menganjurkan ibu menyusui bayinya.
a.       Imunisasi
b.      Cuti hamil dan bersalin
Cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan sesudah bersalin (manuaba, 1998)

8.      Program dan Kebijakan Teknis
Melakukan minimal 4 kali kunjungan untuk menilai status ibu dan BBL.
a.       Kunjungan I : 6-8 jam setelah persalinan
Tujuanya:
a)      Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b)      Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, dan merujuk jika berlanjut.
c)      Memberikan konseling tentang mencegah perdarahan
d)     Pemberian ASI awal
e)      Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
f)       Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
b.      Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan
Tujuanya:
a)      Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b)      Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c)      Memastikan ibu menyusui dan memperhatikan tanda-tanda penyakit.
d)     Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat.
c.       Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan
Tujuanya: sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan)
d.      Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalianan
Tujuanya:
a)      Menanyakan kepada ibu tentang penyakit yang dialami
b)      Memberikan konseling untuk KB secara dini ( Mochtar, 1998)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar