Rabu, 24 Juli 2013

KONTRASEPSI TUBEKTOMI


 Tubektomi adalah pemotongan saluran indung telur (tuba fallopi) sehingga sel telur tidak bisa memasuki rahim untuk dibuahi. Tubektomi bersifat permanen. Walaupun bisa disambungkan kembali, namun tingkat fertilitasnya tidak akan kembali seperti sedia kala. Tubektomi adalah salah satu alternatif KB (Keluarga Berencana).

 

Tuba falopi adalah struktur berbentuk pipa yang menjadi jalur perjalanan telur setelah dilepaskan dari indung telur (ovarium). Setiap wanita memiliki tuba falopi sepasang, dua ujungnya melekat di sisi rahim dan dua ujung lainnya terbuka di perut. Panjang masing-masing tabung ini sekitar 10 cm. Tubektomi atau ligasi tuba adalah bedah sterilisasi perempuan di mana tuba falopi disumbat, dipotong atau diklem sehingga telur terhambat untuk bertemu dengan sperma. Hal ini mencegah kehamilan.
Tubektomi dapat dilakukan melalui laparoskopi, mikrolaparoskopi, laparotomi (bersamaan dengan bedah sesar), minilaparotomi, histeroskopi atau pendekatan vagina. Metode laparoskopi adalah yang paling populer saat ini.
Komplikasi
Setelah operasi, Anda akan merasakan sakit dan mual dalam 4-8 jam pertama (Anda mungkin perlu obat penghilang rasa sakit untuk sementara). Perut akan tidak nyaman selama 24 sampai 36 jam. Anestesi mungkin menimbulkan mual, muntah, kantuk, gemetaran dan reaksi negatif lainnya.
Seperti pembedahan lainnya, tubektomi berisiko infeksi, perdarahan, kerusakan akibat kecelakaan pada organ lain,  dan komplikasi lainnya.  Namun, risiko komplikasi ini cukup rendah. Menurut jurnal Obstetrics and Gynecology, risiko komplikasi tubektomi laparoskopi kurang dari satu persen. Risiko lebih tinggi pada wanita yang merokok, kelebihan berat badan, atau memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti infeksi panggul. Anda dapat mengurangi risiko komplikasi dengan mengikuti instruksi dokter sebelum dan setelah prosedur.
Komplikasi jarang lainnya adalah penyakit radang panggul, di mana infeksi meluas dalam saluran tuba dan rahim dan mungkin juga melibatkan struktur perut lainnya.
Efek samping
Dalam beberapa kasus, sindrom pasca-tubektomi dapat terjadi. Sindrom ini adalah sekelompok gejala yang mencakup:
  • Menstruasi tidak teratur
  • Rasa panas (hot flashes)
  • Keringat malam
  • Panas dingin
  • Kecemasan atau depresi
  • Penipisan rambut dan kuku
  • Nyeri payudara
  • Berat badan naik/turun
  • Osteoporosis
  • Prolaps uterus
Kehamilan setelah bedah sterilisasi sangat jarang, tetapi bisa terjadi. Hal ini disebabkan oleh reanastomosa tuba falopi (tuba falopi menyambung kembali), sehingga kesuburan kembali hadir. Sekitar 18 dari 1.000 wanita yang telah disterilisasi hamil dalam waktu 10 tahun. Pada kasus ini, risiko kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim) lebih besar.
Tubektomi biasanya tidak mempengaruhi dorongan seksual (libido) wanita, dan bahkan dapat meningkatkan hasrat wanita dalam aktivitas seksual karena dia tidak lagi khawatir dengan kehamilan yang tidak diinginkan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar