Tubektomi adalah pemotongan saluran indung
telur (tuba fallopi) sehingga sel telur tidak bisa
memasuki rahim untuk dibuahi. Tubektomi bersifat
permanen. Walaupun bisa disambungkan kembali, namun tingkat fertilitasnya tidak
akan kembali seperti sedia kala. Tubektomi adalah salah satu alternatif KB (Keluarga Berencana).
Tuba falopi
adalah struktur berbentuk pipa yang menjadi jalur perjalanan telur setelah
dilepaskan dari indung telur (ovarium). Setiap wanita memiliki tuba falopi
sepasang, dua ujungnya melekat di sisi rahim dan dua ujung lainnya terbuka di
perut. Panjang masing-masing tabung ini sekitar 10 cm. Tubektomi atau ligasi
tuba adalah bedah sterilisasi perempuan di mana tuba falopi disumbat, dipotong
atau diklem sehingga telur terhambat untuk bertemu dengan sperma. Hal ini
mencegah kehamilan.
Tubektomi
dapat dilakukan melalui laparoskopi, mikrolaparoskopi, laparotomi (bersamaan
dengan bedah sesar), minilaparotomi, histeroskopi atau pendekatan vagina.
Metode laparoskopi adalah yang paling populer saat ini.
Komplikasi
Setelah
operasi, Anda akan merasakan sakit dan mual dalam 4-8 jam pertama (Anda mungkin
perlu obat penghilang rasa sakit untuk sementara). Perut akan tidak nyaman
selama 24 sampai 36 jam. Anestesi mungkin menimbulkan mual, muntah,
kantuk, gemetaran dan reaksi negatif lainnya.
Seperti
pembedahan lainnya, tubektomi berisiko infeksi, perdarahan, kerusakan akibat
kecelakaan pada organ lain, dan komplikasi lainnya. Namun, risiko
komplikasi ini cukup rendah. Menurut jurnal Obstetrics and Gynecology, risiko
komplikasi tubektomi laparoskopi kurang dari satu persen. Risiko lebih tinggi
pada wanita yang merokok, kelebihan berat badan, atau memiliki kondisi
kesehatan tertentu seperti infeksi panggul. Anda dapat mengurangi risiko
komplikasi dengan mengikuti instruksi dokter sebelum dan setelah prosedur.
Komplikasi
jarang lainnya adalah penyakit radang panggul, di mana infeksi meluas dalam
saluran tuba dan rahim dan mungkin juga melibatkan struktur perut lainnya.
Efek samping
Dalam
beberapa kasus, sindrom pasca-tubektomi dapat terjadi. Sindrom ini adalah
sekelompok gejala yang mencakup:
- Menstruasi tidak teratur
- Rasa panas (hot flashes)
- Keringat malam
- Panas dingin
- Kecemasan atau depresi
- Penipisan rambut dan kuku
- Nyeri payudara
- Berat badan naik/turun
- Osteoporosis
- Prolaps uterus
Kehamilan
setelah bedah sterilisasi sangat jarang, tetapi bisa terjadi. Hal ini
disebabkan oleh reanastomosa tuba falopi (tuba falopi menyambung kembali),
sehingga kesuburan kembali hadir. Sekitar 18 dari 1.000 wanita yang telah
disterilisasi hamil dalam waktu 10 tahun. Pada kasus ini, risiko kehamilan
ektopik (kehamilan di luar rahim) lebih besar.
Tubektomi
biasanya tidak mempengaruhi dorongan seksual (libido) wanita, dan bahkan dapat
meningkatkan hasrat wanita dalam aktivitas seksual karena dia tidak lagi
khawatir dengan kehamilan yang tidak diinginkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar